Selasa, 14 Juni 2011

ABSORPSI ZAT GIZI


ABSORPSI ZAT MAKANAN DAN ZAT GIZI

1.      KARBOHIDRAT
·         Karbohidrat diklasifikasikan menjadi:
1.      Monosakarida adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi karbohidrat yang lebih sederhana, contohnya glukosa, fruktosa, dan galaktosa.
2.      Diskarida adalah produk kondensasi dua unit monosakarida, contohnya maltose dan sukrosa.
3.      Oligosakarida adalah produk kondensasi tiga sampai sepuluh unit monosakarida, contohnya rafinosa, stakiosa, dan verbaskosa. Sebagian besar oligosakarida tidak dapat dicerna oleh enzim dalam tubuh manusia.
4.      Polisakarida adalah produk kondensasi lebih dari sepuluh unit monosakarida, contohnya pati dan dekstrin.

·         Absorpsi Karbohidrat
Absorpsi monosokarida dilakukan di dalam jejunum ke dalam darah sistem vena porta, terutama untuk heksosa (glukosa, galaktosa, manosa, dan fruktosa) dan sebagai gula pentosa (ribosa). Mekanisme absorpsi monosakarida yaitu transpor aktif untuk glukosa dan galaktosa serta difusi fasilitasi untuk fruktosa yang absorpsinya lebih lambat dari glukosa dan galaktosa. Difusi fasilitasi ini menggunakan bantuan dari transporter fasilitatif bergantung natrium (GLUT 5). Transporter ini juga dapat digunakan oleh glukosa dan galaktosa jika gradien konsentrasi mendukung. Normalnya, di dalam darah hanya terdapat sedikit fruktosa di luar fruktosa yang berasal dari diet.
Mekanisme transport aktif: brush border enterosit mengandung sistem transporter. Sebuah transporter glukosa bergantung-natrium (SGLT 1) mengikat glukosa sekaligus Na+ pada tapak-tapak terpisah, dan mengangkut keduanya melalui membran plasma sel usus. Glukosa beserta Na+ dilepas ke dalam sitosol sehingga memungkinkan transporter tersebut membawa lebih banyak lagi “kargo”. Ion Na+ diangkut menuruni gradien konsentrasinya dan pada saat yang sama menyebabkan transporter mengangkut glukosa melawan gradien konsentrasinya. Energi bebas yang diperlukan bagi transport aktif ini diperoleh dari hidrolisis ATP yang terhubung dengan sebuah pompa natrium yang melepas Na+ dari sel, bertukar dengan K+. Transport aktif glukosa dihambat oleh ouabain (preparat glikosida jantung), suatu inhibitor pompa natrium, dan oleh florhizin, suatu inhibitor yang diketahui menghambat reabsorspi glukosa di tubulus ginjal. Di samping itu, terdapat transporter glukosa yang tidak bergantung-natrium, GLUT 2, yang memfasilitasi transpor gula keluar sel menuju darah kapiler (kontralumen/tunika serosa). GLUT 2 digunakan untuk glukosa, galakatosa, dan fruktosa yang selanjutnya diteruskan ke vena porta menuju hati dan sirkulasi sistemik. Berikut gambar mekanisme transpor glukosa, fruktosa, dan galaktosa.
Absopsi untuk monosakarida tidak akan terjadi jika polisakarida atau disakarida tidak mengalami pencernaan dan akhirnya akan mengalami fermentasi oleh bakteri usus di usus besar yang dapat menghasilkan berbagai jenis gas, seperti CO2, metana, hidrogen, nitrogen, dan hidrogen sulfida (H2S) serta asam lemak rantai pendek (asam asetat, laktat, propionat, dan butirat). Dalam usus besar juga terjadi retensi air dan peningkatan peristaltik usus yang bisa menyebabkan diare, yang salah satu penyebabnya bisa karena defisiensi disakaridase.

·         Efek bagi kesehatan
Kekurangan karbohidrat dalam jangka panjang dapat menyebabkan terjadinya kurang gizi. Sedangkan apabila terlalu berlebih karbohidrat akan menimbulkan obesitas.

2.      LEMAK
·         Lipid diklasifikasikan menurut komposisi kimianya menjadi:
a.       Lipid sederhana
1.      Lemak netral
2.      Ester asam lemak dengan berbagi alcohol
b.      Lipid kompleks/ majemuk
1.      Fosfolipida
2.      Glikolipid/ glikosfingolipid
3.      Lipid kompleks lain (contohnya sulfolipid, aminolipid, lipoprotein)
c.       Lipid turunan (contohnya asam lemak, gliserol, steroid, aldehida lemak, vitamin larut lemak, badan keton, hormon, hidrokarbon).
·         Absorpsi Lipid
Makanan akan melewati kerongkongan menuju lambung, tempat penyerapan lemak berlangsung. Di sini, 10-20% lemak dari makanan dipecah. Lemak tersebut akan memasuki usus kecil, di mana tetes-tetes lemak besar diuraikan lebih lanjut oleh kontraksi usus (peristaltik) dan emulsifier (asam empedu dan lesitin) menjadi tetesan lemak yang lebih kecil.
Sebagian besar lemak pada makanan berbentuk trigliserida (Gambar 1). Trigliserida terdiri dari rangka struktur gliserol dengan tiga asam lemak yang menempel dan menjadi bentuk molekuler seperti huruf besar E. Enzim lipase gastrointestinal memecah trigliserida yang terdapat di tetesan lemak kecil menjadi asam lemak bebas dan monogliserida, yang cukup kecil untuk memasuki sel-sel mukosa dinding usus. Untuk itu, molekul-molekul ini harus dapat larut dalam air.
Asam empedu membungkus asam lemak bebas, monogliserida, vitamin yang larut dalam lemak, lesitin dan kolesterol untuk membentuk tetesan mikroskopik larut air yang disebut misel. Misel kemudian menuju dinding sel dinding usus, di mana asam lemak bebas dan monogliserida melewati membran dan memasuki sel. Misel sendiri tidak melewati membran. Setelah memasuki sel mukosa, asam lemak dan monogliserida bergabung lagi menjadi trigliserida. Proses pencernaan selesai dan lemak dapat diedarkan melalui sistem limfatik menuju sistem peredaran darah lalu ke seluruh tubuh untuk digunakan sebagai energi atau disimpan di sel lemak yang disebut dengan adiposit.

·         Efek bagi kesehatan
Defisiensi lemak dalam tubuh akan mengurangi ketersediaan energi dan mengakibatkan terjadinya katabolisme/perombakan protein. Defisiensi asam lemak akan menyebabkan terganggunya pertumbuhan, terjadinya kelainan pada kulit, umumnya pada balita terjadi luka “eczematous” pada kulit. Sedangkan kelebihan lemak berhubungan dengan kenaikan trigliserida dalam plasma (hipertrigliseridemia) juga dikaitkan dengan terjadinya penyakit jantung koroner. Kadar trigliserida plasma banyak dipengaruhi oleh kandungan karbohidrat makanan dan kegemukan.




3.      PROTEIN
·      Protein diklasifikasikan menjadi:
a.       Protein bentuk serabut
b.      Protein globular
c.       Protein konjugasi

·      Absorpsi protein
Asam amino segera di absorpsi 15 menit setelah makan.
Empat sistem absorpsi aktif usus halus :
a.       Asam amino netral
b.      Asam amino asam dan basa
c.       Prolin
d.      Hidroksiprolin
Absorpsi ini menggunakan mekanisme transpor natrium seperti halnya padaabsorpsi glukosa.
Asam amino  → memasuki sirkulasi darah  → melalui vena porta → dibawa ke hati  → sebagian digunakan oleh hati dan sebagian lagi melalui sirkulasi darah dibawa ke sel-sel jaringan.
Sebagian besar asam amino telah diabsorpsi pada saat asam amino sampai di ujung usus halus.
Beberapa jenis protein karena struktur fisika atau kimianya tidak dapat dicerna dan dikeluarkan melalui usus halus tanpa perubahan. Protein yang tidak dapat diabsorpsi akan masuk ke dalam usus besar. Dalam usus besar terjadi metabolisme mikroflora kolon dan produknya dikeluarkan dalam bentuk feses.

·      Efek bagi kesehatan
Kekurangan protein dapat menimbulkan penyakit kwashiorkor, marasmus. Sedangkan kelebihan protein akan menimbulkan asidosis, dehidrasi, diare, kenaikan amoniak darah, kenaikan ureum darah, demam, dan obesitas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar